Jalan Jalan

Jelajahi Pesona Pulau Pari Bersama Jawara Kota Depok

Rombongan Jawara Kota Depok di Pantai Pasir Perawan, Pulau Pari, Kepulauan Seribu.
Rombongan Jawara Kota Depok di Pantai Pasir Perawan, Pulau Pari, Kepulauan Seribu.

JAKARTA -- Hai, apa kareba? Kalian pernah menjelajahi Pulau Pari atau belum? Pulau ini merupakan salah satu destinasi wisata di wilayah Kepuluan Seribu, Jakarta Utara. Dinamakan Pulau Pari, karena bentuk pulau ini jika dilihat dari atas menyerupai ikan pari.

Sabtu, 24 September 2022 lalu, sebanyak 39 orang rombongan dari Jaringan Wirausaha (Jawara) Kota Depok, mengadakan gathering di pulau tersebut. Sejak mulai dibentuk pada 2020 lalu, ini adalah pertama kalinya, komunitas Jawara Depok melaksanakan kumpul-kumpul untuk berekreasi. Maklum, komunitas ini lahir justru di saat pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia, yang membuat ruang gerak orang-orang serba dibatasi untuk berkumpul.

Rombongan ini berangkat menggunakan bus dengan start dari Gerbang Tol Kukusan Depok. Sejak subuh, satu per satu anggota datang ke lokasi yang disepakati sebagai titik kumpul. Bahkan ada yang sampai shalat subuh di bus, karena rumahnya yang cukup jauh sehingga harus berangkat dari rumah di saat waktu Subuh belum masuk.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bus yang membawa rombongan ini membelah Kota Jakarta di pagi hari, saat fajar mulai menyingsing. Bus tersebut melaju ke Pelabuahan Muara Angke, untuk mengejar pemberangkatan kapal pukul 08.00 WIB.

Tiba di Pelabuhan Muara Angke, saya cukup takjub karena ternyata pelabuhan ini sudah moderen. Jauh dari bayangan saya tentang pelabuhan penyeberangan kapal-kapal tradisional.

Rombongan Jawara Depok siap berangkat menuju ke Pulau Pari dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara.
Rombongan Jawara Depok siap berangkat menuju ke Pulau Pari dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara.

Bangunan pelabuhan ini terlihat bersih dan rapi. Beberapa bagian ruangan bahkan terlihat belum terpakai.

Setelah tiket terbeli, kami pun menuju pintu masuk. Sebelum masuk, petugas jaga meminta calon penumpang menunjukkan kartu vaksin minimal dosis 2, atau melakukan scan barcode aplikasi PeduliLindungi.

Di dalam pelabuhan, terdapat ruang tunggu yang cukup luas. Kursinya berjejer rapi dan terasa adem dengan ruangan ber AC. Ruang tunggu ini terkoneksi dengan kaca raksasa yang memungkinkan calon penumpang memandangi kapal-kapal yang bersandar di dermaga. Ya, tak ubahnya di ruang tunggu bandara, yang memperlihatan pesawat terbang.

Pukul 10.00 WIB, saatnya berangkat. Kami menaiki kapal kayu bermesin yang mengantarkan ke Pulau Pari dalam waktu dua jam. Kami melintasi beberapa pulau yang terlihat sebelum tiba di Pulau Pari.

Pulau berbentuk ikan pari ini adalah satu destinasi favorit untuk wisata keluarga di Kepulauan Seribu. Selain lingkungannya yang nyaman bagi anak-anak, objek wisata yang ditawarkan juga bervariasi. Di antaranya ada wisata air, wisata pantai, melihat sunset dan sunrise, jelajah hutan mangrove dan snorkeling.

Di Pulau Pari, kami menginap satu malam dengan menyewa home stay. Jadwal yang tersusun pun cukup padat. Setelah tiba, kami disambut dengan welcome drink. Setelah itu, dengan menggunakan odong-odong, kami menuju Pantai Pasir Perawan.

Di pantai ini, kami berkumpul, saling berkenalan dan berdiskusi ringan seputar kegiatan UMKM dan rencana ke depan. Ketua Umum Jawara Depok, Ubaidilah mengatakan keberadaan komunitas merupakan wadah untuk menjaga frekuensi semangat menjalankan usaha. "Kalau ada yang semangatnya turun, ada teman-teman lain yang mungkin bisa mendorong kita untuk bangkit," ujar pria yang akrab disapa Ubay ini.

Dia berharap, dengan moment gathering ini bisa terbangun keterikatan dengan sesama pelaku UMKM sehingga bisa mengaktifkan berbagai kegiatan baik di level kelurahan hingga tingkat Kota Depok.

Usai berdiskusi ringan, kami kembali ke home stay untuk makan siang. Selanjutnya menyiapkan diri untuk menjelajahi pemandangan bawah laut dengan snorkeling ria. Kemudian sore harinya, kami kembali ke pantai Pasir Perawan dan menyaksikan indahnya pemandangan senja saat matahari terbenam.

Penjelajahan kembali kami lanjutkan esok harinya, diawali dengan menyambut fajar menyingsing. Sayangnya, kami kurang beruntung karena moment sunrise tidak begitu jelas terlihat.

Usai sarapan, kami bersampan menikmati pemandangan hutan mangrove di sekitar pantai. Suasana tenang dan syahdu terasa saat mengelingi hutan-hutan bakau tersebut.

Kelar mengelilingi hutan mangrove, kami lanjut menjelajahi pulau ini ke Pantai Bintang. Di pantai ini, kita bisa menyaksikan sudut pandang berbeda di Pulau Pari. Pantai ini tetap berpasir putih, namun bedanya, di Pantai Bintang, kita bisa menemukan cukup banyak bintang laut. Boleh jadi, itu sebabnya kenapa pantai ini dinamai Pantai Bintang.

Kami menikmati pemandangan indah, bermain ayunan, dan tentu saja mengabadikan berbagai pose di pantai ini, sekitar satu jam. Selanjutnya, kami kembali ke home stay dan siap-siap naik ke kapal yang akan mengantarkan kembali ke Jakarta. Dua hari satu malam yang seru di Pulau Pari, betul-betul membuat suasana happy.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Tinggalkan jejakmu dengan menulis