Senangnya Berkarya dengan Perca, karena Turut Mengurangi Limbah Kain
UMKM Bercerita
Saya Mashida, pengusaha baru dan insya Allah calon pengusaha besar dari kota Depok. Di kediaman saya, tepatnya di Perumnas Depok 1 tepatnya di Jl Kedondong 5 Kelurahan Depok Jaya, Pancoran Mas, Depok, di sanalah usaha craft dan fashion, mulai saya rintis.
Saya lebih spesifik memroduksi tote bag, pouch, tempat tisu dan bentuk-bentuk souvenir. Semuanya terbuat dari bahan kain katun, perca, denim dan kanvas. Selain itu, saya juga memroduksi dan menerima penjahitan pakaian.
Awalnya, saya membuka usaha dari menjahit pakaian berdasarkan permintaan dari teman-teman dekat. Suatu ketika, saya melihat banyak kain perca sisa dari bahan jahitan baju yang menumpuk. Sempat bingung mau dibuat menjadi apa, karena rata-rata sisanya tidak terlalu lebar. Sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk membuat baju.
Lalu saya mencari-cari ide di Youtube terkait dengan kain perca. Dari situ, saya melihat banyak sekali kreasi-kreasi dari kain perca yang bagus, menarik dan unik. Dari sekian banyak kreasi tersebut, saya lebih tertarik pada tote bag dan tas-tas wanita, sehingga saya pun mencoba membuatnya.
Awalnya memang hanya untuk dipakai sendiri atau diberikan ke saudara dan teman-teman. Namun banyak yang bilang bahwa tas atau tote bag hasil karya saya bagus dan jahitannya rapi.
Dari situ mulailah saya mencoba menjualnya. Saya mempromosikan karya dengan menggunakan status Whatsapp. Alhamdulillah dari situ sudah ada yang membeli walaupun belum banyak.
Proses pembuatan tote bag atau tas itu sendiri sebenarnya tidak sulit. Awalnya kita tentukan model tas yang akan dibuat, memilih motif kain atau perca, membuat pola, memotong kain dan menjahitnya.
Modal awal untuk membuat tote bag, pouch, tempat tisu dan lainnya, juga tidak besar. Karena saya hanya memanfaatkan kain-kain perca.
Untuk mesin dan alat-alat jahitnya, juga memanfaatkan alat yang memang sudah saya miliki. Yang harus dibeli hanya resleting, kancing magnet, kain pelapis, webbing atau tali tas, ring dan lain-lain. Perlengkapan tambahan itu pun harganya tidak terlalu mahal dan tersedia di toko dekat rumah saya.
Sampai saat ini memang belum ada pencapaian tertinggi dari usaha saya, karena baru terbatas pemasarannya di lingkungan teman-teman dekat saja. Hal ini karena saya belum banyak mengetahui tip, trik dan ilmu yang memadai dalam dunia usaha.
Karena itu, saya bersyukur bisa lolos dalam pendaftaran Wira Usaha Baru (WUB) di Depok sehingga saya mempunyai kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh UMKM Depok. Terima kasih kepada pemerintah Kota Depok terutama divisi UMKM-nya yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk belajar lebih banyak ilmu-ilmu di dunia bisnis. Terkhusus buat para coach yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
Apalagi dalam kesempatan mengikuti WUB, Bapak Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono, memberikan motivasi agar kami tetap fokus, semangat dan pantang menyerah. Insya Allah sukses, dan ini membuat saya selalu semangat.
Kebanggaan lain yang saya dapatkan dengan membuat karya ini adalah karena saya memanfaatkan perca, artinya saya turut serta mengurangi limbah sampah. Dari situ, saya pun bisa mendapatkan cuan dari sesuatu yang mungkin dianggap sampah atau limbah oleh orang lain.
Bicara tentang produk, saya memasarkannya dengan harga bervariasi, tergantung model, ukuran dan jenis produknya. Kisaran harganya mulai dari yang paling murah seperti pouch seharga Rp 20 ribu, higga yang paling mahal yaitu pakain dengan harga maksimal Rp 300 ribu.
Produk tersebut saya pasarkan dengan mengunggah foto di status Whatsapp dan juga lewat bazar-bazar di lingkungan perumahan saya. Customer saya pun lebih banyak dari teman-teman pengajian dan teman kantor dimana dulu saya bekerja.
Yang pasti menjalankan bisnis selalu ada suka dan dukanya. Bagi saya, rasa suka muncul karena dengan menjalankan bisnis ini, saya bisa menyalurkan minat dan bakat di bidang jahit menjahit. Begitu pula, ide-ide kreatif yang sering muncul di otak saya jadi bisa tersalurkan.
Selain itu saya senang dapat menjadi penampung kain-kain perca dari sesama penjahit. Sehingga, saya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli kain.
Sedangkan dukanya, yaitu ketika hasil karya saya tidak laku atau dihargai murah oleh orang-orang. Ditambah lagi, jika tiba-tiba ada pemesan yang membatalkan orderannya.
Buat teman-teman yang saat ini seperti saya, sedang berjuang membangun bisnis, ayo kita selalu semangat, pantang menyerah, terus menggali potensi diri, selalu upgrade pengetahuan dan keterampilan bisnis kita.
Jika ingin maju, tentu kita harus rajin menimba ilmu-ilmu terutama ilmu bisnis. Juga, rajin mengikuti perkembangan zaman serta tren yang terjadi saat ini. Yang pasti, harus mau berubah karena hanya kita yang bisa mengubah jalan hidup kita. (*1)